Kami
pun jatuh di tempat yang begitu panas, dan tidak ada tanaman. Sesak kami
dibuatnya. Dihadapan kami hanya ada perumahan yang cukup besar dan kami tidak
melihat ada pohon untuk berteduh sama sekali. Tempat apakah ini? Keadaannya
buruk sekali. Kami sangat kepanasan. Huuh.
Ketika
kami melihat badan dan wajah kami, kami langsung berteriak spontan dan kaget.
Aaaaa!! Kita bukan seperti anak kelas 6 SD lagi, tapi seperti anak kuliahan
berumur 20 tahun! Oh! 8 tahun lebih tua! Tidak!
Mungkin
kalian bilang ini sangat aneh dan tidak masuk akal, fantasi konyol dan lain
sebagainya. Kami sendiri pun tidak percaya dan menganggap ini mimpi. Tapi ini
aneh tapi nyata!
Sedang
bingung-bingungnya kami karena tubuh kami berubah menjadi gadis remaja muslimah
nan cantik dan manis, tiba-tiba datang suara menggema itu mengagetkan kami
lagi. “Perubahan tubuh kalian ini akan membantu tugas kalian di misi kedua ini.
Misi kedua kalian adalah menghijaukan lingkungan ini dengan menanam tanaman supaya
kembali teduh.”
Kami
tidak lagi bingung dengan suara ini. Kami mengangguk dan tersenyum, kemudian bergandengan
tangan memasuki kawasan perumahan itu. Kami mengetuk pintu salah satu rumah
disitu. “Assalamualaikum!” ucap Lillian setelah mengetuk pintu. Seorang remaja
perempuan yang tinggi membukakan pintu. Hah! Dia orang bule!
“Hello. Hey, who are
you? I think I never see you.” sapanya pada kami.
Sebenarnya kita itu dimana, sih? Apa di luar negeri? “Oh, hello. My name is Melly, this is Adhita, Billa and Lillian. Ummm,
who are you?” jawab Melly. Untung kita bersekolah di sekolah internasional,
jadi kami sudah cukup fasih berbahasa
inggris. “My name is Carissa.” balasnya.
“Carissa where are we now?”Tanya Billa
pada Carissa. “We are in USA, of course.
Where do you come from?” jawab Carissa kebingungan. Kami terbelalak. Kita
di Amerika? “We come from Indonesia. Sorry,
Carissa, may we stay in your house while? We don’t have a place to stay”.tanyaku
padanya. “Oh, of course. But, I asked my
parents permission first, ok?”jawabnya dengan senyuman. Kemudian ia
mengajak kami masuk ke dalam rumahnya. Rumahnya lumayan bagus, lebih bagus dari
rumahku. Di dalamnya banyak barang antik yang bagus dan unik. Mungkin orang
tuanya pecinta barang antik.
Di
dalam, kami bertemu orang tua Carissa. Orang tuanya juga tinggi seperti
layaknya orang luar negeri. Carissa mengenalkan kami pada orang tuanya dan
menjelaskan kedatangan kami. Untungnya orang tua Carissa setuju dan mnerima
kami dengan tangan terbuka. Setelah itu kami diperlakukan baik disana. Kami
diberi makanan dan pakaian yang layak. Namun, untuk jilbab, kami tetap memakai
jilbab yang kami kenakan, karena mungkin mereka non muslim jadi tidak punya
jilbab. Tak apa.
Menunggu
habisnya hari itu, kami berbincang-bincang dengan keluarga Carissa. Orang tua
Carissa ternyata bernama Mr. Alex McKindery dan Mrs. Shareen McKindery. Saat
itu kami juga langsung berbincang-bincang to
the point mengenai tujuan kami dikirim kesini yaitu untuk menghijaukan
lingkungan ini. Kami memakai sedikit kebohongan dalam pembicaraan ini agar
mereka percaya. Bagaimana kalau kami menceritakan kejadian sebenarnya? Pasti
tidak akan percaya dan malah menganggap kami gila! Mungkin ini alasan mengapa
tubuh kami berubah, karena orang disini lebih berpendidikan, tidak akan dengan
mudah menerima pendapat anak kecil, tak seperti di kampung pemulung yang semua
warganya bisa dengan menerima usul kami.
Ok, start our dialogue!
“Ummm, Mr., sorry, we think
this environment is barren…”
“Yes, you right. This environment is barren because the land
here is not exact to plant and because we don’t know about planting.”
“Mr.and Mrs. McKindery,
actually we are from a university in Indonesia, we got a job here for a little
American fertilize the barren environment.”
“Oh, yes? It’s good. We
need your help very much. We often feel heat because no plants here.”
“Can you help me to
make a presentation about hydroponics cultivation techniques and about hanging
plants tomorrow.”
“Of course! I will
request to the local government for supporting this program and collecting
society to listen your presentation.”
“Thank you”
Hari
menjelang malam. Matahari telah kembali ke peraduannya dan burung-burung telah
kembali ke sarangnya. Aku, Melly, Billa dan Lillian berkumpul di kamar yang
disediakan keluarga Carissa untuk kami. Uhhh, rasanya kami belum terbiasa
menjadi seperti anak kuliah. Rasanya aneh, menggerakkan badan yang lebih besar
dari ukuran tubuh asli kami.
Di
kamar kami mendiskusikan cara menyelesaikan misi kami ini. Kami membuka kliping
kami yang selalu kami bawa. Disana ada cara menghijaukan lingkungan sempit,
yaitu dengan teknologi hidroponik. Kami mempelajari teknik tersebut dan
menyusun cara menjelaskan pada para warga perumahan. Kliping kami berbahasa
Indonesia. Sulit juga mengartikan ke bahasa inggris, banyak kosa kata yang
belum kami tahu. Tapi, ternyata kami diberi kemudahan. Waktu kami berharap
diberi bantuan menerjemahkan, tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh dari atas kasur.
Ternyata itu sebuah alat translator! Sungguh tidak menyangka! Ini fantasi
sekali!!
Esok
paginya kami siap untuk melakukan presentasi. Kira-kira pukul 8 pagi waktu
setempat, para warga sudah berkumpul untuk mendengarkan presentasi kami. Fyuh, we are ready to start this presentation!
“Hello, good morning. Assalamu’alaikum.”
“Let’s start this
presentation. Please attention!”
“Ok, do you know about
hydroponics cultivation techniques?”
“No..”
“We will make you know.
The term hydroponics is used to explain how to grow crops without using soil as
a planting medium. Here as well as planting in pots or other containers that
use water or other porous materials, such as broken tiles, sand times, gravel
and a white cork.”
“Some advantages of using a system of
farming with hydroponics is
The first, can be done in the place are
limited and hygienic.
The second, plants go faster and more
efficient use of fertilizer.
The third, more secure and free from
insects and disease weather.
The fourth, crop production is higher
than with regular soil growing media.
The fifth, technically efficient in the
treatment and equipment used
And the sixth, the quality of plants
produced more great and not dirty.”
“In system of farming
hydroponics, besides can to fertilize the barren environment, it can be to
plants business, like flower or fruit. Are this interesting?”
“Yes…!”
“We will distribute the
paper shows how to hydroponics planting.”
Kami
pun membagikan kertas berisi cara bertanam hidroponik, kemudian kami
melanjutkan presentasi.
“Now, we have to find a
place to grow hydroponic plants. Ummm, is the field still in use?”
“No, all of us are busy with our activities. This field
has not been used.”
“Ok, we can use a part
of this field to grow some hydroponic plants. Some family who have a yard can use
a part to planting.”
“But, it can also make
a hanging plants in front of your house. Plants can be leaves, flowers or
vines.”
“So, do you agree with
our presentation?”
“Of course, because it
can make our environment to be more beautiful and not heat.”
“Thank you. But, we
hope every family to buy the equipment to grow plants hydroponically or hanging
plants, ok? Can we start our program from this day?”
“Yes…”
“Ok, thank you for your
attention, Wassalamualaikum Wr. Wb.”
Fyuh,
akhirnya presentasi kami selesai dan sukses!! Semua warga pun setuju dan
memberi apresiasi pada kami. Yeah! Untungnya kami tak mendapat kesulitan
berarti, dan untung saja cara kami menjelaskan dengan bahasa inggris benar,
padahal penterjemahnya anak SD amatiran namun berwujud anak kuliah seperti
kami. Belum terlalu mahir menyusun kalimat. Mungkin ada yang salah sedikit,
tetapi mereka mungkin masih paham dan bisa mengira-ira.
Setelah
presentasi kami hari ini, para warga benar-benar melakukan yang kami
presentasikan. Mereka mulai membeli peralatan-peralatan menanam hidroponik
maupun tanaman gantung, kemudian mereka mulai menanam.
Setiap
hari disetiap kesibukannya para warga menyempatkan diri mengurus tanaman.
Mereka antusias sekali.
Tak
terasa kami sudah sekitar dua minggu berada di Amerika. Kami masih terus
merepotkan keluarga McKindery dengan menumpang segala sesuatu disana. Tapi
semoga mereka tidak keberatan, dan memang kelihatannya seperti itu, mereka
tidak pernah menampakkan bahwa kami merepotkan, bahkan mereka tampak senang
pada kami. Selama itu pula kami membantu para warga mengurus tanamannya.
Mulai
terbersit di hati kami perasaan rindu pada rumah, dan tentunya pada orang tua
kami, guru-guru kami dan teman-teman kami. Apakah mereka menghawatirkan kami
yang telah pergi hampir satu bulan. Ooh,
we miss our live in Indonesia… need you all…
Saat
ini kami sedang di halaman rumah Carissa McKindery, bernostalgia mengenai
kehidupan kami di Indonesia. Hati kami semakin bergetar, rindu kampung halaman,
dan ingin pulang. Ternyata di Amerika tidak seenak yang selalu orang-orang
pikirkan, karena seindah-indah negeri orang, masih indah negeri sendiri.
Mengapa? Karena disanalah tempat segala kenangan kita bersama orang terdekat…
Tapi
kerinduan kami sedikit terobati dengan melihat tanaman-tanaman para warga yang
mulai tumbuh. Senang rasanya hati kami, melihat bahwa kami bisa bermanfaat bagi
bumi. Selain disini, kami juga ingat tentang perjalanan kami sebelumnya, di
kampung Dini. Disana kami bisa meningkatkan ekonomi mereka dan menghindarkan
mereka dari banjir. Itu indah bagi kami.
Tiba-tiba
tanah bergoncang lagi dan semuanya bergerak cepat, seperti di akhir tugas kami
di kampung pemulung. Kami berpegangan tangan erat dan menutup mata. Setelah
goncangan selesai, kami membuka mata. Yang kami lihat adalah perumahan yang
hijau banyak tanaman gantung dan tanaman hidroponik, dan para warganya sedang
mengurusnya. Mereka satu-persatu menatap kami dan mengucapkan terima kasih
dengan tersenyum manis. Kami membalas senyum manis mereka, dengan senyum yang
lebih manis. Kami bahagia sekali, misi kami kembali sukses. Seorang gadis
remaja, Carissa, mendekati dan memeluk kami satu persatu, kemudian mundur, dan
melambaikan tangan. Kami membalasnya.
Seperti
yang kami duga, suara menggema itu muncul lagi. “Kalian telah berhasil menjalankan semua misi kalian. Seluruh misi
kalian telah selesai, saatnya kalian kembali. Tetapi ingat, kalian harus
menerapkan di dunia nyata apa yang sudah kalian lakukan disini. Karena
sesungguhnya kalian adalah anak-anak yang terpilih untuk diberi pendidikan di
dunia mimpi tentang cara menyelamatkan bumi, dan misi kalian selanjutnya,
menerapkan di dunia nyata. Selamat tinggal, dan selamat menjalankan misi utama
kalian.” suara itu menghilang. Di depan kami muncul pusaran angin besar
yang menyedot kami dulu. Kami pun tersedot lagi. “Aaaaaa!!”
Moonlight
Tidak ada komentar:
Posting Komentar