Sabtu, 26 Oktober 2013

Part 3: Menghijaukan Lingkungan


Kami pun jatuh di tempat yang begitu panas, dan tidak ada tanaman. Sesak kami dibuatnya. Dihadapan kami hanya ada perumahan yang cukup besar dan kami tidak melihat ada pohon untuk berteduh sama sekali. Tempat apakah ini? Keadaannya buruk sekali. Kami sangat kepanasan. Huuh.
Ketika kami melihat badan dan wajah kami, kami langsung berteriak spontan dan kaget. Aaaaa!! Kita bukan seperti anak kelas 6 SD lagi, tapi seperti anak kuliahan berumur 20 tahun! Oh! 8 tahun lebih tua! Tidak!
Mungkin kalian bilang ini sangat aneh dan tidak masuk akal, fantasi konyol dan lain sebagainya. Kami sendiri pun tidak percaya dan menganggap ini mimpi. Tapi ini aneh tapi nyata!
Sedang bingung-bingungnya kami karena tubuh kami berubah menjadi gadis remaja muslimah nan cantik dan manis, tiba-tiba datang suara menggema itu mengagetkan kami lagi. “Perubahan tubuh kalian ini akan membantu tugas kalian di misi kedua ini. Misi kedua kalian adalah menghijaukan lingkungan ini dengan menanam tanaman supaya kembali teduh.”
Kami tidak lagi bingung dengan suara ini. Kami mengangguk dan tersenyum, kemudian bergandengan tangan memasuki kawasan perumahan itu. Kami mengetuk pintu salah satu rumah disitu. “Assalamualaikum!” ucap Lillian setelah mengetuk pintu. Seorang remaja perempuan yang tinggi membukakan pintu. Hah! Dia orang bule!
“Hello. Hey, who are you? I think I never see you.” sapanya pada kami. Sebenarnya kita itu dimana, sih? Apa di luar negeri? “Oh, hello. My name is Melly, this is Adhita, Billa and Lillian. Ummm, who are you?” jawab Melly. Untung kita bersekolah di sekolah internasional, jadi kami  sudah cukup fasih berbahasa inggris. “My name is Carissa.” balasnya. “Carissa where are we now?”Tanya Billa pada Carissa. “We are in USA, of course. Where do you come from?” jawab Carissa kebingungan. Kami terbelalak. Kita di Amerika? “We come from Indonesia. Sorry, Carissa, may we stay in your house while? We don’t have a place to stay”.tanyaku padanya. “Oh, of course. But, I asked my parents permission first, ok?”jawabnya dengan senyuman. Kemudian ia mengajak kami masuk ke dalam rumahnya. Rumahnya lumayan bagus, lebih bagus dari rumahku. Di dalamnya banyak barang antik yang bagus dan unik. Mungkin orang tuanya pecinta barang antik.
Di dalam, kami bertemu orang tua Carissa. Orang tuanya juga tinggi seperti layaknya orang luar negeri. Carissa mengenalkan kami pada orang tuanya dan menjelaskan kedatangan kami. Untungnya orang tua Carissa setuju dan mnerima kami dengan tangan terbuka. Setelah itu kami diperlakukan baik disana. Kami diberi makanan dan pakaian yang layak. Namun, untuk jilbab, kami tetap memakai jilbab yang kami kenakan, karena mungkin mereka non muslim jadi tidak punya jilbab. Tak apa.
Menunggu habisnya hari itu, kami berbincang-bincang dengan keluarga Carissa. Orang tua Carissa ternyata bernama Mr. Alex McKindery dan Mrs. Shareen McKindery. Saat itu kami juga langsung berbincang-bincang to the point mengenai tujuan kami dikirim kesini yaitu untuk menghijaukan lingkungan ini. Kami memakai sedikit kebohongan dalam pembicaraan ini agar mereka percaya. Bagaimana kalau kami menceritakan kejadian sebenarnya? Pasti tidak akan percaya dan malah menganggap kami gila! Mungkin ini alasan mengapa tubuh kami berubah, karena orang disini lebih berpendidikan, tidak akan dengan mudah menerima pendapat anak kecil, tak seperti di kampung pemulung yang semua warganya bisa dengan menerima usul kami. Ok, start our dialogue!
“Ummm, Mr., sorry, we think this environment is barren…”
“Yes, you right.  This environment is barren because the land here is not exact to plant and because we don’t know about planting.”
“Mr.and Mrs. McKindery, actually we are from a university in Indonesia, we got a job here for a little American fertilize the barren environment.”
“Oh, yes? It’s good. We need your help very much. We often feel heat because no plants here.”
“Can you help me to make a presentation about hydroponics cultivation techniques and about hanging plants tomorrow.”
“Of course! I will request to the local government for supporting this program and collecting society to listen your presentation.”
“Thank you”
Hari menjelang malam. Matahari telah kembali ke peraduannya dan burung-burung telah kembali ke sarangnya. Aku, Melly, Billa dan Lillian berkumpul di kamar yang disediakan keluarga Carissa untuk kami. Uhhh, rasanya kami belum terbiasa menjadi seperti anak kuliah. Rasanya aneh, menggerakkan badan yang lebih besar dari ukuran tubuh asli kami.
Di kamar kami mendiskusikan cara menyelesaikan misi kami ini. Kami membuka kliping kami yang selalu kami bawa. Disana ada cara menghijaukan lingkungan sempit, yaitu dengan teknologi hidroponik. Kami mempelajari teknik tersebut dan menyusun cara menjelaskan pada para warga perumahan. Kliping kami berbahasa Indonesia. Sulit juga mengartikan ke bahasa inggris, banyak kosa kata yang belum kami tahu. Tapi, ternyata kami diberi kemudahan. Waktu kami berharap diberi bantuan menerjemahkan, tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh dari atas kasur. Ternyata itu sebuah alat translator! Sungguh tidak menyangka! Ini fantasi sekali!!
Esok paginya kami siap untuk melakukan presentasi. Kira-kira pukul 8 pagi waktu setempat, para warga sudah berkumpul untuk mendengarkan presentasi kami. Fyuh, we are ready to start this presentation!
“Hello, good morning. Assalamu’alaikum.”
“Let’s start this presentation. Please attention!”
“Ok, do you know about hydroponics cultivation techniques?”
“No..”
“We will make you know. The term hydroponics is used to explain how to grow crops without using soil as a planting medium. Here as well as planting in pots or other containers that use water or other porous materials, such as broken tiles, sand times, gravel and a white cork.”
“Some advantages of using a system of farming with hydroponics is
The first, can be done in the place are limited and hygienic.
The second, plants go faster and more efficient use of fertilizer.
The third, more secure and free from insects and disease weather.
The fourth, crop production is higher than with regular soil growing media.
The fifth, technically efficient in the treatment and equipment used
And the sixth, the quality of plants produced more great and not dirty.”
“In system of farming hydroponics, besides can to fertilize the barren environment, it can be to plants business, like flower or fruit. Are this interesting?”
“Yes…!”
“We will distribute the paper shows how to hydroponics planting.”
Kami pun membagikan kertas berisi cara bertanam hidroponik, kemudian kami melanjutkan presentasi.
“Now, we have to find a place to grow hydroponic plants. Ummm, is the field still in use?”
“No, all of  us are busy with our activities. This field has not been used.”
“Ok, we can use a part of this field to grow some hydroponic plants. Some family who have a yard can use a part to planting.”
“But, it can also make a hanging plants in front of your house. Plants can be leaves, flowers or vines.”
“So, do you agree with our presentation?”
“Of course, because it can make our environment to be more beautiful and not heat.”
“Thank you. But, we hope every family to buy the equipment to grow plants hydroponically or hanging plants, ok? Can we start our program from this day?”
“Yes…”
“Ok, thank you for your attention, Wassalamualaikum Wr. Wb.”
Fyuh, akhirnya presentasi kami selesai dan sukses!! Semua warga pun setuju dan memberi apresiasi pada kami. Yeah! Untungnya kami tak mendapat kesulitan berarti, dan untung saja cara kami menjelaskan dengan bahasa inggris benar, padahal penterjemahnya anak SD amatiran namun berwujud anak kuliah seperti kami. Belum terlalu mahir menyusun kalimat. Mungkin ada yang salah sedikit, tetapi mereka mungkin masih paham dan bisa mengira-ira.
Setelah presentasi kami hari ini, para warga benar-benar melakukan yang kami presentasikan. Mereka mulai membeli peralatan-peralatan menanam hidroponik maupun tanaman gantung, kemudian mereka mulai menanam.
Setiap hari disetiap kesibukannya para warga menyempatkan diri mengurus tanaman. Mereka antusias sekali.
Tak terasa kami sudah sekitar dua minggu berada di Amerika. Kami masih terus merepotkan keluarga McKindery dengan menumpang segala sesuatu disana. Tapi semoga mereka tidak keberatan, dan memang kelihatannya seperti itu, mereka tidak pernah menampakkan bahwa kami merepotkan, bahkan mereka tampak senang pada kami. Selama itu pula kami membantu para warga mengurus tanamannya.
Mulai terbersit di hati kami perasaan rindu pada rumah, dan tentunya pada orang tua kami, guru-guru kami dan teman-teman kami. Apakah mereka menghawatirkan kami yang telah pergi hampir satu  bulan. Ooh, we miss our live in Indonesia… need you all…
Saat ini kami sedang di halaman rumah Carissa McKindery, bernostalgia mengenai kehidupan kami di Indonesia. Hati kami semakin bergetar, rindu kampung halaman, dan ingin pulang. Ternyata di Amerika tidak seenak yang selalu orang-orang pikirkan, karena seindah-indah negeri orang, masih indah negeri sendiri. Mengapa? Karena disanalah tempat segala kenangan kita bersama orang terdekat…
Tapi kerinduan kami sedikit terobati dengan melihat tanaman-tanaman para warga yang mulai tumbuh. Senang rasanya hati kami, melihat bahwa kami bisa bermanfaat bagi bumi. Selain disini, kami juga ingat tentang perjalanan kami sebelumnya, di kampung Dini. Disana kami bisa meningkatkan ekonomi mereka dan menghindarkan mereka dari banjir. Itu indah bagi kami.
Tiba-tiba tanah bergoncang lagi dan semuanya bergerak cepat, seperti di akhir tugas kami di kampung pemulung. Kami berpegangan tangan erat dan menutup mata. Setelah goncangan selesai, kami membuka mata. Yang kami lihat adalah perumahan yang hijau banyak tanaman gantung dan tanaman hidroponik, dan para warganya sedang mengurusnya. Mereka satu-persatu menatap kami dan mengucapkan terima kasih dengan tersenyum manis. Kami membalas senyum manis mereka, dengan senyum yang lebih manis. Kami bahagia sekali, misi kami kembali sukses. Seorang gadis remaja, Carissa, mendekati dan memeluk kami satu persatu, kemudian mundur, dan melambaikan tangan. Kami membalasnya.
Seperti yang kami duga, suara menggema itu muncul lagi. “Kalian telah berhasil menjalankan semua misi kalian. Seluruh misi kalian telah selesai, saatnya kalian kembali. Tetapi ingat, kalian harus menerapkan di dunia nyata apa yang sudah kalian lakukan disini. Karena sesungguhnya kalian adalah anak-anak yang terpilih untuk diberi pendidikan di dunia mimpi tentang cara menyelamatkan bumi, dan misi kalian selanjutnya, menerapkan di dunia nyata. Selamat tinggal, dan selamat menjalankan misi utama kalian.” suara itu menghilang. Di depan kami muncul pusaran angin besar yang menyedot kami dulu. Kami pun tersedot lagi. “Aaaaaa!!”

Moonlight

Tidak ada komentar: